Rabu, 25 November 2009

Tentang Abajadun

Suatu ketika kakak menanyakanku apakah aku pernah mendengar kisah Abajadun?
Aku belum mendengar kisah itu sebelumnya. Kemudian aku ingin tahu dan bertanya padanya. Tetapi ia malah menyuruhku menanyakan kisah Abajadun pada ummi dan abahku.
Sampai saat aku belum tahu kisah itu.
lalu akupun mencari tahu, tapi belum ku dapat orang yang dapat berkisah Abajadun padaku. Kemudian kutemukan tulisan ini di sebuah blog, tapi kurasa bukan ini, karena ini bukan kisah tapi lebih pada sebuah penjelasan mengenai apa abajadun itu sendiri.


Inilah tulisan itu yang kusalin:




Ilmu menghitung aksara arab telah di kenal sejak masa kejayaan islam. ilmu tersebut , konon merupakan bagian proyek alih pengetahuan yang di gelar Dynasti Abbasiyyah dengan menerjemahkan buku - buku asing. Setelah melalui proses " asimilasi" , ilmu itu di kembangkan oleh para ulama ahli hikmah. sebagai contohnya adalah Al Imam Abdul Abbas Ahmad bin Ali al Buni dengan kitabnya Syamsul Ma'arif dan Manba'u Ushulil Hikmah , Al Imam Abu Hamid Muhammad al Ghazali dalam Al aufaq.

dalam sisi sejarah nilai ghaibnya sebagai berikut , Ilmu hikmah sendiri diyakini sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu sebelum islam. Ilmu hikmah adalah ilmu yang di turunkan oleh Alloh khusus kepada Hurmus ( tokoh yg kini masih dalam perdebatan ). Hurmus itulah yang bisa menerjemahkan nilai - nilai ghaib menjadi kenyataan . Dan dari nama hurmus itu terbentuk kata hermeneutic ( upaya menafsirkan yang ghaib menjadi kasat mata ). Meski demikian ilmu menghitung huruf yang juga di sebut sebagai ilmu Abajadun yang di perkirakan ada pada jaman ibrani mengingat urutan huruf mirip dengan urutan abjad ibrani.


Dalam aksara Arab dalam ilmu menghitung adalah :


Alif , Ba , Mim , Dal , Ha , Wau , Za , Ha , Tha , Ya , Kaf , La , Ma , Nun , , Sin , 'Ain , fa, Shin , Qof Ro' , shyn , Ta , Tsa , Kha , Dzal , Dhod , Zha , Ghoin.


sering di lagukan : Abajadun Hawazun Hathayakun Lamanun Sa'afashun Qarasyun Tatsakhazun Dhazhaghun.


sedangkan dlam alfabet yibrani adalah :


Alef , Beit , Gimel , Dalet , Hei , Vaw , Zayin , Chet , Tet , Yud , , Kaf , Lamed , Mem , Nun , Samech , Ayin , Pei , Tzadik , Quf Reish , Shin , Thav.



setiap huruf - huruf itu mempunyai nilai - nilai tertentu misalnya A = 1 , Ba =2 , Ya = 10 , Qaf = 10.

Contoh penggunaan yang riil adalah dalam Almanak.

Kisah Muthi'ah, Calon Penghuni Syurga

Kisah ini menginspirasiku sebagai seorang muslimah, pertama kali ku dengar dari seorang yang hatinya selalu dekat dengan Alloh. Berinisial AS. Semoga rahmat Alloh selalu tercurah padanya. Aamiin

Sumber tulisan ini dari: wanita-muslimah yahoo group.
Beginilah kisahnya...




Di pagi yang cerah, di saat sinar matahari mulai merekah menyinari kota
MAdinah, terekam sebuah episode bersejarah. Tentang Fatimah, yang bertanya
kepada Rasulullah SAW, " Ya Rasulullah, siapakah gerangan selain Ummul
Mu'minin, wanita pertama yang masuk Surga ?" Rasulullah menjawab, " Wahai
Fatimah, jika engkau ingin mengetahui siapa wanita yang pertama masuk surga
nanti selain Ummul Mu'minin, Mutiah-lah orangnya."


"Siapakah Mutiah itu, ya Rasulullah ?" tanya Fatimah. rasanya nama itu
asing bagiku. Karena aku bukan hanya ingin tahu, tapi juga ingin bertemu
dengannya. Dimanakah ia berada ?"


Setelah Rasulullah menyebutkan, bahwa wanita yang dimaksud berada
dipinggiran kota Madinah, maka keesokan harinya Fatimah pergi menuju rumah
Mutiah. dalam hati Fatimah timbul pertanyaan apakah gerangan yang
menyebabkan Mutiah kelak menjadi wanita penghuni surga pertama ? Bagaimana
ketaqwaannya kepada Allah ? Bagaimana ibadah dan mu'amalatnya sehari-hari ?
Dan bagaimanakah pula ketaatannya kepada suami sebagai seorang istri ?


Fatimah bersusah payah keliling kota Madinah mencari rumah Mutiah,
bayangkan mencari alamat yang tidak tepat disamping tidak terkenal
orangnya. Hampir seharian Fatimah baru menemukan rumah Mutiah, setelah
masuk kampung keluar kampung, bahkan menaiki gunung. Ia berdua dengan
putranya "Hasan" yang sengaja dibawanya untuk teman di perjalanan agar
tidak sendirian.



Setelah bertemu Mutiah, Fatimah terpaksa tak dapat diterima, karena berdua
dengan laki-laki. Walaupun waktu itu Hasan masih kecil, belum dewasa. Hal
itu disebabkan untuk menerima tamu laki-laki, Mutiah harus ijin suaminya
dulu. Lantaran kenyataannya memang demikian, maka Fatimah pun pulang dengan
menekan perasaan , karena sedikit kecewa gara-gara Hasan yang dibawanya itu
adalah lelaki. Namun demikian Fatimah sadar akan ikhwal demikian, karena
Al-Qur'an pun memang telah menyatakan (QS. An-Nur : 27-28)


Keesokan harinya sebagaimana telah dijanjikan, kembalilah Fatimah menuju
rumah Mutiah. Untuk kesempatan kali ini Fatimah mengajak Hasan dan Husein,
karena Husein tidak mau ditinggal. Sesampai dirumah Mutiah, kembalilah
kekecewaan yang didapat. Kedatangannya dengan membawa teman laki-laki lagi
selain Hasan, belum dapat diterima karena harus minta ijin lagi kepada
suaminya.


Fatimah pun lalu kembali nihil belum dapat bertamu dan bertemu muka dengan
wanita calon penghuni surga pertama itu. Walaupun demikian Fatimah telah
dapat menemukan sesuatu yang baru dan berharga yang mungkin tidak ada pada
dirimya, yakni takut melakukan pelanggaran atas apa yang telah dikehendaki
sang suami.


Selanjutnya pada hari ketiga, setelah Mutiah minta izin pada suaminya
tentang rencana kedatangan Fatimah, Hasan dan Husein, barulah mereka
bertemu dan masuk ke rumah. Setelah sekian lama FAtimah bertukar fikiran
dan mengorek pengalaman dari tuan rumah , Fatimah berkesimpulan sepertinya
tidak ada bedanya dengan pengalaman ibadah Fatimah sendiri. Kecuali
kelebihan yang ia temukan saat pertama dan ke dua kali ia datang sebelumnya
: Yakni sikap prefentif dalam sisi menjaga diri dari ketidak redhaan suami.


"..... Seorang tidak dianggap menyempurnakan kewajibannya kepada Allah,
sehingga ia menyempurnakan seluruh kewajibannya kepada suaminya". (HR.
Thabarani).

Senin, 23 November 2009

I didn't mean this

Am I like like a stupid girl
with a hope which seems impossible...


But there nothing is impossible
If Alloh would...


I walked tremblingly
on my unwavering willing...


Alloh... I didn't mean this kind of feeling...
But it's still happening
Alloh... please guide me to the right path
Please lighten my way...


If I get up in the morning
What I want is just to say "Praise be to Alloh"
Be grateful to You, Alloh


Please lead me to the way out
of this problem

Sabtu, 21 November 2009

Rabu, 18 November 2009

Duhai hatiku... tak usah takut dengan
Perasaan yang memang
Tak seharusnya kau takutkan

Jika ia ditakdirkan
Sebagai jodohmu
Sungguh Alloh akan memberikan
Dan memudahkan jalannya

Percayalah pada Alloh!
Alloh tak pernah salah alamat
Jika ia adalah rizqi jodoh
Yang ditentukan-Nya untukmu
sejak azali
Tentulah suatu saat ia akan datang
Sebagai jodohmu di hadapanmu

Lakin
Jika bukan...
Sungguh Alloh Maha Tahu
Yang terbaik untukmu
Dia akan menjawab do'amu dengan cara terbaik-Nya


Jangan jadikan cintamu lebih berat kepada
kepada makhluk-Nya
Karena, sungguh cinta yang sejati adalah cinta-Nya

Sabtu, 31 Oktober 2009

Kutipan Nasehat untuk Akhwat

"Kau harus ingat satu hal, selagi dia belum menjadi bagian yang sah dalam hidupmu, kau tidak boleh larut dalam perasaan itu, kau harus bisa menjaga agar hatimu tidak merana dalam angan-angan, tidak berharap yang muluk-muluk & tidak berkhayal yang bukan-bukan...Percayalah, jika Allah memang sudah takdirkan dia menjadi pendampingmu, kelak Allah kan mengantarkannya ke sisimu" (Novel 'Di selubung malam' - Novia Syahidah)

Jumat, 30 Oktober 2009

Tentang seseorang dan jodohku

Aku pernah jatuh cinta pada seseorang yang di hatinya sangat mencintai Alloh Sang Penciptanya, lalu aku pun berbisik dalam hatiku untuknya, “Atas izin Alloh aku jatuh cinta, namun sungguh karena Alloh aku menjauhimu, aku tak dapat mengontrol diriku. Aku tak mau diriku dan dirimu celaka karena murka-Nya.”



Yaa robbii, bila aku boleh memohon pada-Mu, aku hanya ingin jatuh cinta pada seorang yang Engkau ridhoi dia menjadi jodohku, yang Engkau pilihkan dia untukku, mencintainya karena-Mu, menemaninya dalam berdakwah di jalan-Mu. Ia dapat membimbingku dan anak-anakku kelak untuk senantiasa mencintai-Mu dan Rosul-Mu...

Untukku

Aku pernah berkata lalu aku melupakannya, aku pernah berjanji namun aku mengingkarinya, Tetapi, Alloh tiada pernah ingkar janji pada hamba-Nya. Innaka laa tukhliful mii’aad. Dan sebagai hamba-Nya kini aku mencoba berishlah diri...


Masih ada hari esok... Dan mungkin esok engkau dapat melihat betapa cerah dan birunya langit Alloh, suatu kenikmatan yang besar. Laa tahzan! Engkau takkan pernah tahu apa yang akan Alloh hadiahkan untukmu... Hasbunallooh wani’mal wakiil...


Kerinduan tinggallah kerinduan...

Berbekas tanpa bekas...

Aku tak ingin Jatuh... Rapuh...

Aku tak ingin jatuh cinta jika menyakitkan dan mencelakakan iman...

Duhai Dzat Yang Maha Penyayang, Cukuplah bagiku Engkau jatuhcintakan hanya pada jodoh yang Engkau ridho aku bersamanya...


Siapa yang menjaga dirinya karena Alloh, maka Alloh akan menjaganya. Alloh Al-Hafidz, Sang Penjaga & Pemelihara, Tiada Yang Dapat Menjaga dan Memelihara Sehebat Dia...


Alloh melukis jejak hidup seseorang dengan kreatifnya...

Rutenya pun penuh dengan hal yang inovatif...

Engkau bisa urun rembuk merancang bingkai hidupmu dengan doa dan usahamu, TETAPI Alloh lah Pemberi solusi terbaik...

Dia akan menunjukkan jawaban doamu dengan cara yang terbaik yang tiada pernah kamu nyana sebelumnya...


Kadang satu keadaan / peristiwa / kejadian yang terjadi dalam hidup seseorang dengan sekejap dapat merubah cara berpikirnya, cara pandangnya, cara bersikapnya terhadap sesuatu dalam hidupnya bahkan dalam tiap aspek hidupnya...

Tiap orang bisa berubah, tapi.. berubahlah ke arah panah kebaikan. Apapun kejadian yang menimpamu buatlah itu menjadikanmu muslimah mukminah yang lebih baik...

[Kutulis untuk diriku, semangatku]

Kamis, 15 Oktober 2009

Sayyid Qutub Poem

Sayyid Qutub recites

Ya Allah… jika aku jatuh cinta,
cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya pada_MU
Agar bertambah kekuatanku untuk mencintai_MU.
Ya Muhaimin, jika aku jatuh cinta,
jagalah cintaku padanya agar tidak melebihi cintaku pada_MU

Ya Allah… jika aku jatuh hati,
ijinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut pada_MU,
agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta semu.
Ya Rabbana… jika aku jatuh hati,
jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling dari_MU

Ya Rabbul Izzati… jika aku rindu,
rindukanlah aku pada seseorang yang merindui syahid di jalan_MU.
Ya Allah… jika aku rindu,
jagalah rinduku padanya agar tidak lalai aku merindui syurga_MU

Ya Allah… Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta pada_MU, telah berjumpa dalam taat pada_MU, telah bersatu dalam dakwah pada_MU, telah berpadu dalam membela syariat_MU. Kukuhkanlah ya Allah ikatannya, kekalkanlah cintanya. Tunjukilah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati ini dengan Nur_MU yang tiada pernah padam. Lapangkanlah dada kami dalam limpahan keimanan kepada_MU dan keindahan bertawakal di jalan_MU.

Li akhwat fillah

Dengarlah wahai Akhwatfillah,,
(Surat Terbuka Seorang Ikhwan untuk Seluruh Akhwat di Dunia)

Ukhtifillah,
Mungkin aku memang tak romantis tapi siapa
peduli?
Karena toh kau tak mengenalku dan memang tak
perlu mengenalku.
Bagiku kau bunga, tak mampu aku samakanmu
dengan bunga terindah sekalipun.
Bagiku manusia adalah makhluk yang terindah,
tersempurna dan tertinggi.
Bagiku dirimu salah satu dari semua itu,
karenanya kau tak membutuhkan persamaan.

Ukhtifillah,
Jangan pernah biarkan aku manatapmu penuh,
karena akan membuatku mengingatmu.
Berarti memenuhi kepalaku dengan inginkanmu.
Berimbas pada tersusunnya gambarmu dalam tiap
dinding khayalku.
Membuatku inginkanmu sepenuh hati, seluruh jiwa,
sesemangat mentari.
Kasihanilah dirimu jika harus hadir dalam khayalku
yang masih penuh Lumpur.
Karena sesungguhnya dirimu terlalu suci.

Ukhtifillah,
Berdua menghabiskan waktu denganmu bagaikan
mimpi tak berujung.
Ada ingin tapi tak ada henti.
Menyentuhmu merupakan ingin diri, berkelebat
selalu, meski ujung penutupmu pun tak berani
kusentuh.
Jangan pernah kalah dengan mimpi dan inginku
karena sucimu kaupertaruhkan.
Mungkin kau tak peduli
Tapi kau hanya menjadi wanita biasa di hadapanku
bila kau kalah.
Dan tak lebih dari wanita biasa.

Ukhtifillah,
Jangan pernah kautatapku penuh
Bahkan tak perlu kaulirikkan matamu untuk
melihatku.
Bukan karena aku terlalu indah, tapi karena aku
seorang yang masih kotor.
Aku biasa memakai topeng keindahan pada wajah
burukku, mengenakan pakaian sutra emas.
Meniru laku para rahib, meski hatiku lebih kotor
dari Lumpur.
Kau memang suci, tapi masih sangat mungkin kau
termanipulasi.
Karena kau toh hanya manusia-hanya wanita.

Ukhtifillah,
Beri sepenuh diri pada dia sang lelaki suci yang
dengan sepenuh hati membawamu kehadapan
Rabbmu.
Untuknya dirimu ada, itu kata otakku, terukir dalam
Al-Qur'an, tak perlu dipikir lagi.
Tunggu sang lelaki itu menjemputmu, dalam
rangkaian khitbah dan akad yang indah.
Atau kejar sang lelaki suci itu, karena itu adalah
hakmu, seperti dicontohkan ibunda Khadijah.
Jangan ada ragu, jangan ada malu, semua terukir
dalam Al-Qur'an.

Ukhtifillah,
Bariskan harapanmu pada istikharah sepenuh hati
ikhlas.
Relakan Allah pilihkan lelaki suci untukmu,
mungkin sekarang atau nanti, bahkan mungkin tak
ada sampai kau mati.
Mungkin itu berarti dirimu terlalu suci untuk semua
lelaki di fana saat ini.
Mungkin lelaki suci itu menanti di istana kekalmu,
yang kaubangun dengan segala kekhusyu'an
tangis do'amu.

Ukhtifillah,
Pilihan Allah tak selalu seindah inginmu, tapi itu
pilihan-Nya.
Tak ada yang lebih baik dari pilihan Allah.
Mungkin kebaikan itu bukan pada lelaki yang
terpilih itu, melainkan pada jalan yang kaupilih,
seperti kisah seorang wanita sudi di masa lalu
yang meminta ke-Islam-an sebagai mahar
pernikahannya.
Atau mungkin kebaikan itu terletak pada
keikhlasanmu menerima keputusan Sang Kekasih
Tertinggi.
Kekasih tempat kita memberi semua cinta dan
menerima cinta
dalam setiap denyut nadi kita.